Statistik
adalah (a) kumpulan angka-angka dari suatu permasalahan,
sehingga dapat memberikan gambaran mengenai masalah tersebut. (b) Ukuran yang
dihitung dari sekumpulan data dan merupakan wakil dari data tersebut.
Statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data.
Statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data.
Contoh
:
Jumlah penduduk Indonesia :
Jumlah penduduk Indonesia :
1)
Tahun 2002 : 110
juta orang
2)
Tahun 2012 : 248
juta orang
2.
Statistika.
Statistika adalah cara ilmiah yang mempelajari pengumpulan,
pengaturan, perhitungan, penggambaran, dan penganalisisan data serta penarikan
kesimpulan yang valid berdasarkan penganalisisan yang dilakukan, dan pembuatan
kesimpulan yang rasional. Data tentang suatu hal terdiri dari himpunan
nilai-nilai atau hasil-hasil pengamatan yang dicatat.
b.
Sampel
adalah kelompok kecil yang memiliki keseluruhan sbjek yang diselidiki.
c.
Populasi adalah
suatu kumpulan sampel yang diteliti.
Contoh :
SMA Budi pekerti disebut Populasi.
Kelas XI IPS disebut Sampel.
Nilai Matematika disebut Variabel.
B.
Pengumpulan Data.
Imformasi yang diperoleh merupakan suatu data. Data yang
baru dikumpulkan disebut data mentah, yaitu data yang belum diolah.
Berdasarkan cara pengumpulannya, pengumpulan data dibagi
atas empat cara yaitu sebagai berikut :
1.
Pengamatan (observasi), yaitu cara pengumpulan data dengan mengamati secara langsung.
2.
Penelusuran literatur, yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagaian atau seluruh
data yang telah ada dari penelitian sebelumnya. Penelusuran literatur disebut
juga pengamatan tidak langsung.
3.
Penggunaan kuesioner(angket), yaitu cara pengumpulan dat dengan menggunakan daftar
pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadaf subjek yang diteliti.
4.
Wawancara (interviu), yaitu cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan tanya jawab kepada
subjek yang diteliti.
Berdassarkan banyaknya data yang diambil, cara
pengumpulan data dibagi atas dua cara, yaitu sebagai beriut :
1.
Sensus,
yaitu cara pengumplan data, dimana data diperoleh dari setiap anggota populasi.
2.
Samplling,
yaitu cara pengumpulan data, dimana hanya sebagian anggota populasi (sampel)
saja yang diteliti. Akan tetapi, dari sebagian anggota populasi ini diharapkan
dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Selanjutnya setelah data diperoleh, untuk mendapatkan
gambaran tentang apa yang diteliti, peneliti harus melakukan penganalisisan
data.
C.
Penyajian Data
Tunggal.
Penyajian data dapatdilakukan dengan menggunakan tabel
dan diagram atau grafik.sebelum membuat diagram data, data terlebih dahulu
ditampilkan dalam bentuk tabel. Dari data tabel dapat dibuat diagram data dan
grafik, diantaranya diagram batang,
diagram garis, dan diagram lingkaran.
1.
Diagram Batang
Diagram batang
merupakan bentuk penyajian data dengan menggunakan batang-batang berbentuk
persegi panjang dengan lebar batang yang sama dan dilengkapi dengan skala
tertentu untuk menyatakan banyaknya tiap jenis data. Jenis datanya ditempatkan
pada sumbu mendatar, sedangkan pada sumbu tegak disajikan angka untuk
menyatakan kuantitas atau jumlah dataa tang bersangkutan. Diagram batang sering
digunakan untuk melihat perbandingan antara data yang satu dengan data ynag
lainnya. Data itu tentang hal sejenis, misalnya kabupaten, negara, hasil
produksi, jenjeng pendidikan.
2.
Diagram Garis.
Diaggram garis
merupakan bentuk penyajian data pada bidang cartesius dengna menghubungkan
titik-titik data pada bidang cartesius (sumbu x dan sumbu y), sehingga diperoleh
suatu grafik berupa garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk melihat
perkembangan data yang berkesinambungan, seperti suhu badan pasien rumah sakit,
curah hujan, tinggi permukaan air laut, dan populasi penduduk.
3.
Diagram Lingkaran.
Diagram lingkaran
merupakan bentuk penyajian data berupa daerah lingkaran yang telah dibagi
menjadi juring-juring sesuai dengan data yang bersangkutan . diagram lingkaran
sangat baik untuk menunjukkan perbandingan antara dua objek yang satu dengan
yang lain serta terhadap keseluruhan terhadap suatu penyelidikan.
4.
Diagram Batang
Daun.
Dengan mengunakan
diagram batang dan diagram lingkaran, anda hanya dapat menyajikan data tentang
suatu kelompok (kategori), misalnya produksi beras dari beberapa kabupaten
dalam suatu kurun waktu tertentu atau data mengenai rubrik khusus dalam
majalah. Dengan diagram batang daun, penyebaran data individu dapat disajikan
sehingga secara keseluruhan data
individu-individu dapat terlihat apakah ada kecenderungan data tersebut
menyebar atau memusat pada suatu nilai tertentu, atau nilai manakah yang paling
sering muncul. Diagram ini dinamakan diagram batang daun (stem and leaf diagram).
Pada diagram batang daun, data kuantitatif
(berbentuk angka) akan disajikan atau ditata menjadi dua bagian. Angka pertama
ditempatkan pada bagian diagram yang disebut batang, serta angka kedua dan seterusnya (kalau ada) ditempatkan
pada bagian yang disebut daun. Jadi,
suatu data ynag merupakan suatu bilangan, misalnya 58 akan dipisah sebagai 5-8,
sedangkan 234 akan dipisah sebagai 2-34 atau 23-4.
5.
Diagram Kotak
Garis.
Bentuk penyajian
data yang lain adalah diagram kotak garis yang berbentuk kotak dan garis.
D.
Tabel Distribusi
Frekuensi
1.
Pengertian Tabel
Distribusi Frekuensi
Apabila dat cukup
banyak maka data dikelompkkan dalam beberapa kelompok. Kelompo-kelompok data
disebut dengan kelas dan banyaknya
data pada setiap kelas disebut frekuensi
kelas. Selang yang memisahkan kelas yang satu dengan yang lain disebut interval kelas. Beasrnya interval kelas
untuk semua kelas harus sama. Jika datanya sedikit maka tidak perlu
dikelompokkan dalam kelas-kelas. Suatu tabel yang menyajikan data yang telah
dikelompokkan dalam kelas-kelas beserta frekuensi kelasnya disebut tabel distribusi frekuensi.
Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan agar suatu tabel distribusi frekuensi dapat memberikan
informasi yang baik, antara lain sebagai berikut :
a.
Jumlah kelas pada
suatu tabel distribusi frekunensi jangan terlalu banyak atau jangan terlalu
sedikit.
b.
Hindari adanya
suatu kelas yang tidak dapat menampung data (frekuensi kelasnya nol).
c.
Semua data harus
dapat ditampung tabel distribusi frekuensi tersebut dan tiap kelas frekuensinya
tidak boleh memuat data yang ada pada kelas frekuensi lain.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat tabel
distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :
a.
Urutkan data dari
data terkecil ke data terbesar.
b.
Tentukan banyak
kelas pada tabel distribusi frekuensi. Dapat digunakan metode Sturges :
k = 1 + 3,3 log n
keterangan :
k = banyak
kelas
n = banyak data
c.
Tentukan interval
kelass dengan rumus :
I =R/k
Keterangan :
I = interval
kelas
R= range =
jangkauan = data tertinggi – data terendah
k = banyak kelas
d.
Tentukan batas atas
dan batas bawah kelas
Contoh :
Tabel 1.5
Distribusi Frekuensi
Nilai
|
Frekuensi
|
40 – 49
|
4
|
50 - 59
|
6
|
60 – 69
|
10
|
70 – 79
|
4
|
80 – 89
|
4
|
90 - 99
|
2
|
Pada tabel
distribusi frekuensi misalnya Tabel 1.5, terdapat beberapa istilah atau
beberapa nilai yang perlu diketahui antara lain sebagai berikut :
a.
Kelas (k)
Setiap kelompok
data disebut kelas
Kelas ke-1 : 40 –
49
Kelas ke-2 : 50 –
59, dan seterusnya
b.
Batas kelas (class limit)
Batas kelas adalah
nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan yang lainnya. Bats kelas ada
dua macam, yaitu:
1)
Batas bawah kelas (Bb) adlah nilai ujung bawah pada suatu
kelas, pada Tabel 1.5, batas bawah kelasnya : 40, 50, 60, 70, 80, dan 90. Batas
bawah kelas adalah kelipatan dari interval kelas (I). Pad atabel diatas, 40, 50 adalah kelipatan 10 (interval kelas).
2)
Batas atas kelas (Ba) adalah nilai ujung atas pada suatu kelas. Pada Tabel 1.5, batas atas
kelasnya : 49, 59, 69,79, 89, dan 99.
c.
Tepi Kelas (Class Boundary)
Tepi kelas disebut
juga batas nyata kelas, yaitu batas kelas yang tidak mempunyai lubang untuk
angka tertentu antara kelas yang satu dengan kelas yang lain. Tepi kelass ada
dua macam yaitu sebagai berikut :
1)
Tepi bawah Kelas (Tb), yaitu batas bawah dikurangi 0,5
satuan ukuran.
Tb = Bb – 0.5
Contoh : untuk
kelass ke-1 : Tb = 40 – 0.5 = 39,5
2)
Tepi Atas Kelas (Tb), yaitu batas atas kelas ditambah 0,5
satuan ukuran.
Ta = Ba + 0.5
Contoh : untuk
kelas ke-1 : Ta = 49 + 0.5 = 49,5
Gambar : 1.1 Tepi
Kelas atau Bata Kelas
d. Interval Kelas (I)
Interval kleas adalah selang yang memisahkan kelas yang
satu dengan kelas yang lainnya. Imterval kelass juga dapat disebut sebagai
lebar kelas atau panjang kelas.
Interval kels dilambangkan dengan I dan dirumuskan dengan :
I = tepi atas kelas – tepi bawah kelas = Ta – Tb
e. Titik Tengah Kelas (Mind
Point atau Class Mark)
Titik Tengah Kelas adalah nilai yang mewakili kelas
tersebut atau nilai tengah atau rataan kelas, yang dirumuskan dengan
x = ½ (batas bawah
kelas + batas atas kelas) = ½ (Bb +Ba).
2. Jenis-jenis Tabel Distribusi Frekuensi.
a. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
Tabel Distribusi Frekuensi Relatif mempunyai frekuensi
relatif dalam bentuk persentase (%). Besarnya frekuensi relatif dapat
ditentukan dengan rumus :
Dari rumus tersebut, dapat dilihat bahwa tabel distribusi frekuensi yang berisikan nilai-nilai hasil bagi antara frekuensi kelas dan jumlah pengamatan yang terkandung dalam kumpulan data yang berdistribusi tertentu.
b. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif merupakan tabel
frekuensi yang berisikan frekuensi kumulatif (frekuensi hasil akumulasi). Frekuensi Kumulatif merupakan frekuensi
yang dijumlahkan, yaitu frekuensi suatu kelas dijumlahkan denagn frekuensi
kelas sebelaumnya.
Frekuensi kumulatif ada dua macam, yaitu frekuensi kurang dari dan frekuensi lebih dari.
1) frekuensi
kumulatif kurang dari untuk suatu
kelas adalah jumlah frekuensi kelas itu dengan frekuensi kumulatif kelas
sebelumnya.
2) frekuensi
kumulatif lebih dari untuk suatu kelas
adalah jumlah frekuensi kelas itu dengan frekuensi kumulatif kelas sesudahnya.
3. Menggambar Tabel Distribusi Frekuensi
Data pada tabel distribusi frekuensi relatif dapat
digambarkan dalam bentuk grafik, yaitu
histogram dan poligon, sedangakan
untuk tabel distribusi frekuensi kumulatif digambar dengan grafik dinamakan ogive.
a. Histogram dan Poligon Frekuensi
Histogram merupakan diagram kotak yang lebarnya menunjukkan
interval kelas, sedangkan batas-batas tepi kotak merupakan tepi bawah dan tepi
atas kelas, dan tingginya menunjukkan frekuensi pada kela tersebut.
Adpunlangkah langkah membuat histogram dan poligon
frekuensi adalah sebagai berikut :
1) Membuat sumbu datar
dan sumbu tegak yang saling berpotongan.
sumbu datar diugunakna untuk menyatakan interval kelas,
sedangkan sumbu tegak untuk menyatakan frekuensi.
2)
Menyajikan frekuensi pada tabel kedalam bentuk diagram.
Bentuk diagram sepeerti kotak (diagram batang) dengan
sisi-sisi dari batang-batang yang berdekatan harus berhimpitan. Pada tepi
masing-masing kotak atau batang ditulis nilai tepi kelas yang diurutkan dari
tepi bawah ke tepi atas kelas. (histogram)
3) Membuat poligon
frekuensi.
Titik tengah setiap sisi atas yang berdekatan dihubungkan
dengan suatu garis. Untuk batang pertama dan terakhir, titik tengah dihubungkan
dengan setengah jarak interval kelas pada sumbu datar. Bentuk yang diperoleh
dinamakan poligon frekuensi (poligon tertutup),
b. Ogive
Ogive adalah grafik yang digambarkan berdasarkan data
ynag sudah disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kumulatif.
Ogive terbagi dua macam yaitu :
1) Ogive positif, untuk data yang disusun dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi kumulatif kurang dari.
2) Ogive negatif, untuk data yang disusun dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi kumulatif lebih dari.
E.
Ukuran Statistik
Data
1. Ukuran Pemusatan Data (Ukuran Tendensi Sentral)
Ukuran Pemusatan Data (Ukuran Tendensi Sentral) adalah
suatu ukuran atau nilai yang diperoleh dari sekumpulan data dan mempunyai
kecenderungan berada ditengeh-tengah dari sekumpulan data tersebut.
Ukuran pemusatan data disebut juga ukuran gejala pusat
atau ukuran tendansi sentral. Ada tiga macam ukuran tendensi sentral yaitu :
a. Rata-Rata (Mean)
Rata-rata merupakan salah satu dari ukuran gejala pusat
yang sering dan banyak dipakai. Rata-rata merupakan wakil dari kumpulan data
yang dapat memberikan gambaran yang jelas dan singkat.
Secara umum Rata-rata dari sekumpulan data adalah jumlah
seluruh nilai-nilai data dibagi dengan banyaknya data.
1) Rata-Rata untuk Data Tunggal (Tidak Berkelompok)
Misalkan x1,x2,x3,
... xn adalah data dari nilai ulangan n siswa. Rata-ratanya ditentukan dengan rumus
2) Rata-Rata untuk Data yang Diboboti
Misalkan x1,
x2, x3, ... xn adalah n buah data, dengan masing-masing data diberi bobot f1, f2, f3,
... fn. Rata-rata ditentukan dengan rumu :
3) Rata-Rata untuk Data Berkelompok
Untuk data yang dikelompokkan kedalam kelas-kelas
interval, rata-ratanya dapat ditentukan dengan rumus :
4) Menghitung Rata-Rata dengan Menggunakan Rata-Rata
Sementara
Kesulitan dalam menghitung rata-rata adalah apabila dijumpai
bilangan yang besar atau tidak bulat. Untuk mengatasi hal ini, sederhanakan
dahulu data, yaitu dengan cara memperkirakan nilai rata-rata yang disebut nilai
rata-rata sementara. Caranya adalah sebagai berikut :
a) Tetapkan rata-rata sementara
, dipilih pada kelas
yang memiki frekuensi tertinggi dan letaknya ditengah.
b) Tentukan simpangan (deviasi) terhadap rata-rata sementara
dengan rumus :
c) Tentukan rata-rata sesungguhnya, dengan rumus :
d) Atau jika dengan memfaktorkan interval kelasnya maka
rumusnya menjadi :
Keterangan :
u = d/I = faktor
interval
I = lebar kelas atau panjang kelas (interval kelas)
b. Median (Md)
Median dari sekelompok data adalah nilai yang terletak di
tengah data setelah diurutkan dari yang terkecil ke yeng terbesar. Median
merupakan wakil dari kumpulan data apabila ditinjau dari segi kedudukannya
dalam urutan data.
Apabila data banyak maka
untuk menentukan mediannya digunakan rumus :
Letak median (Me) adalah pada data urutan ke- ½(n + 1)
Jika setelah menentukan urutan tempat median, ternyata
nomor urutan tersebut bukan bilangan cacah maka harus digunakan Interplasi.
Untuk data yang disajikan dalam tabel berkelompok
distribusi frekusnsi , median dapat dicari dengan rumus :
c. Modus (Mo
Modus sekumpulan data adalah data yang paling sering
muncul atau yang mempunyai frekuensi terbanyak. Sejumlah data tersebut ada yang
tidak mempunyai modus, mempunyai satu modus (disebut unimodal), mempunyai dua modus ( disebut bimodal), atau mempunyailebih dari dua modus (disebut multimodal). Menentukan modus tunggal
dapat dilakukan secara langsung menyusun data menuru urutanya. Namun untuk
menentukan modus berkelompok digunakan rumus :
2. Ukuran Letak
Ukuran letak suatu data dapat dinyatakan dlam bentuk
fraktil. Fraktil adalah nila-nilai yang membagi seperangkat data yang telaah
berurutan menjadi beberapa bagian yang sama, yaitu kuartil, desil, dan
persentil.
a. Kuartil
Ukuran letak yang membagi sekumpulan data menjadi empat
bagian yang sama dinamakan kuartil.
Oleh karena itu, masing-masing bagianmengandung 25%.
Data mempunyai tiga buah kuartil yaitu kuartil bawah atau kuartil
ke-1 (Q1), kuartil tengah
atau kuartil ke-2 atau median (Q2),
dan kurtil atas atau kuartil ke-3 (Q3).
Gambar 1.1 Ukuran Letak Kuartil
Untuk menentukan nilai kuartil dari sekumpulan data yang tidak
dikelompokkan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Urutkan data dari nilai terkecil ke terbersar.
2)
Tentukan letak kuartil-kuartilnya dengan rumus sebagai berikut
a)
Q1 pada data urutan ke- ¼(n + 1)
b)
Q2 pada data urutan ke- ½( n + 1)
c)
Q3 pada data urutan ke- ¾ (n + 1)
Jika nomor urutan tersebut bukan bilangan cacah maka harus digunakan
interpolasi.
Untuk menentukan nilai kuartil
data yang sudah dikelompokan kedalam distribusi frekuensi digunakan rumus :
b.
Desil
Ukuran letak yang membagi sekumpulan data yang sudah
diurutkan dari nilai yang terkecil ke nilai terbesar menjadi sepuluh bagian
dinamakan desil. Masing-masing bagian
mengandung 10% data. Dengan demikian suatu sekumpulan data mempunyai 9 buah
desil, yaitu : D1, D2,
D3, ..., D9.
Untuk menentukan desil dari data yang tidak berkelompok,
dilakukan langkah-langkah berikut
1)
Urutkan
data dari nilai yang terkecil ke nilai yang terbesar.
2)
Tentukan
letak D1, D2, D3,
..., D9 dengan rumus sebagai berikut:
D1 = letaknya pada data urutan ke- 1/10 (n +1)
D2 = letaknya pada data urutan ke- 2/10 (n +1)
D3 = letaknya pada data urutan ke- 3/10 (n +1)
............
D9 = letaknya pada data urutan ke- 9/10 (n +1)
Jika nomor urutan desil bukan bilangan
cacah maka gunakan interpolasi.
Untuk menentukan nilai dasil data yang
sudah dikelompokkan kedalam distribusi frekuensi, digunakan rumus :
c.
Persentil
Ukuran letak yang membagi sekumpulan data yang sudah
diurutkan dari nilai terkecil ke nilai terbesar menjadi seratus bagian
dinamakan persentil. Masing-masing
bagian mengandung 1% data. Pada sekumpulan data mempunyai 99 buah persentil
yaitu P1, P2, P3,
..., P99.
Untuk menentukan persentil dari data yang tidak
berkelompok, dilakukan langkah-langkah berikut
1)
Urutkan
data dari nilai yang terkecil ke nilai yang terbesar.
2)
Tentukan
letak P1, P2, P3,
..., P99 dengan rumus sebagai berikut:
P1 = letaknya pada data urutan ke- 1/100 (n +1)
P2 = letaknya pada data urutan ke- 2/100 (n +1)
P3 = letaknya pada data urutan ke- 3/100 (n +1)
............
P99 = letaknya pada data urutan ke- 99/100 (n +1)
Kadi secara umum berlaku:
Pj = letaknya pada data urutan ke- j/100 (n +1)
Jika nomor urutan desil bukan bilangan cacah
maka gunakan interpolasi.
Untuk menentukan nilai persentil data yang
sudah dikelompokkan kedalam distribusi frekuensi, digunakan rumus :
3.
Ukuran
Penyebaran Data (Dispersi)
Ukuran Penyebaran Data (Dispersi) suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh
penyimpangan nilai-nilai data dari nilai-nilai pusatnya atau ukuran yang
menyatakan seberapa banyak nilai-nilai data yang berbeda dengan pusatnya.
Ada empat macam ukuran penyebaran data, yaitu :
a.
Jangkauan
(range)
b.
Simpangan
rata-rata (deviasi rata-rata)
c.
Simpangan
baku (standar deviasi atau deviassi standar)/ dan
d.
Simpangan
kuartil (jangkauan semi interkuartil).
a.
Jangkauan
(range)
Range merupakan ukuran penyebaran data ynag paling
sederhana. Range adalah selisih antara data dengan nilai yang terbesar dan
nilai yang terkesil.
R
= Xmaks - Xmin
Untuk menentukan jangkauan (range) dari data kelompok
dapat dilakukan denagn dua cara yaitu :
1)
Selisih
titik tengah kelas tertinggi dengan
titik tengah kelas terendah
2)
Selisih
tepi atas kelas tertinggi dengan tepi atas kelas terendah.
b.
Simpangan
Rata-Rata (SR)
Simpangan rata-rata tau disebut juga deviasi rata-rata
adalah suatu ukuran yang menunjukkan rata-rata dari harga mutlak deviasi tiap
data terhadap nilai rata-ratanya yang merupakan harga mutlak
simpangan-simpangannya.
Simpangan rata-rata untuk data yang tidak berkelompok,
simpangan rata-ratanya dapat dihitung dengan rumus :
Simpanan rata-rata untuk data berkelompok dapat dihitung
dengan rumus :
c.
Simpangan
Baku (SD)
Simpangan baku atau disebut juga deviasi standar adalah
suatu ukuran yang menunjukkan deviasi standar data pengamatan terhadap
rata-ratanya. Dibandingkan dengan simpangan rata-rata maka deviasi standar
merupakan ukuran penyebaran yang lebih baik karena ukuran ini tidak menggunakan
asumsi nilai mutlak terhadap deviasi, melainkan dengan asumsi kuadrat dari
deviasi.
Deviasi standar untuk data yang tidak berkelompok dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
1)
Untuk
sampel yang berukuran besar (n > 30)
Deviasi standar untuk data yang berkelompok
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
1)
Untuk
sampel yang berukuran besar (n
> 30)
2)
Untuk
sampel yang berukuran kecil (n
< 30)
Apabila nilai dari standar deviasi dikuadratkan, akan
didapat suatu nilai yang disebut ragam atau
variasi. Jadi ragam dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Ragam
= (SD)2
d.
Simpangan
Kuartil (Jangkauan Semi Interkuartil)
Simpangan kuartil adalah setengah selisih antara kuartil
atas (Q3) dan kuartil
bawah (Q3), bedanya dengan range adalah range hanya dapat
digunakan untuk mengukur jarak antara nilai tertinggi dan nilai terendah dari
sekumpulan data saja sedangkan simpangan kuartil dapat digunakan untuk mengukur
jarak antara nilai tertinggi dengan nilai terendah dari setengah (50%) data.
Simpangan kuartil dapat tentukan dengan rumus sebagai
berikut :
Selisih antara kuartil atas (Q3)
dengan kuartil bawah (
Q3)
disebut jangkauan antar kuartil atau hamparan (H), yang dirumuskan sebagai berikut :
Katerangan :
H =jangkauan antar kuartil atau Hamparan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar