Senin, 04 Desember 2017

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

 A.      Pengertian Evaluasi
            Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti suatu proses yang sistematik dan sinambung, untuk mengetahui sampai sejauhmana efisiensi kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dan efektifitas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi dapat diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara tampilan dengan tujuan-tujuan. Hal yang dievaluasi adalah karakteristik-karakteristik dari siswa dengan menggunakan suatu tolak ukur tertentu. Karakteristik-karakteristik tersebut adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif (pengetahuan, inteektual, akal), afektif (sikap, minat, motivasi, emosional), dan psikomotorik (keterampilan, gerak, tindakan). Tampilan tersebut dapat dievaluasi melalui lisan, tertulis, maupun perbuatan.

             Evaluasi pembelajaran dalam sebuah kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan merupakan salah satu hal yang teramat penting untuk dilakukan. Dengan adanya evaluasi pembelajaran maka seorang tenaga pendidik ataupun pihak lain yang peduli terhadap pembelajaran dapat mengetahui apa sajakah kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi pembelajaran ini dapat  diartikan sebagai sebuah kegiatan yang bertujuan untuk melakukan pembenahan terhadap segala hal yang telah dilakukan selama pembelajaran. Terutama mengenai apa saja hal yang harus dihilangkan atau dikurangi pada saat pembelajaran yang telah berlangsung. Maksudnya di sini adalah dengan mengetahui kesalahan-kesalahan apa yang telah dilakukan pada kegiatan pembelajaran terdahulu maka akan lebih mudah bagi seseorang untuk dapat melakukan pembenahan terhadap kegiatan pembelajaran pada rencana yang akan datang. Kegiatan evaluasi pembelajaran ini sangat penting untuk dilakukan oleh semua tenaga pendidik, salah satu di antaranya adalah tentang “evaluasi pembelajaran matematika”.

B.       Fungsi Evaluasi


            Evaluasi mempunyai fungsi seperti berikut ini:
1.      Sebagai alat seleksi
            Evaluasi dapat digunakan untuk melakukan seleksi dalam penerimaan siswa baru dari suatu sekolah. Dengan evaluasi dapat ditentukan sejumlah siswa tertentu yang memenuhi syarat sebagai calon siswa yang akan diterima.

2.      Sebagai alat pengukur keberhasilan
            Evaluasi dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh tujuan dapat dicapai setelah kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Selain itu melalui evaluasi dapat dilihat pula sampai sejauh mana seorang guru telah berhasil dalam menerapkan metode dan pendekatan, penguasaan materi, serta kebaikan dan kelemahan kurikulum yang dipakai.



3.      Sebagai alat penempatan
            Evaluasi dapat digunakan untuk mengetahui dengan baik termasuk kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama ditempatkan pada kelompok yang sama pula. Penempatan yang cocok dengan kondisi masing-masing siswa lebih memungkinkan untuk dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga hasil belajarnya pun akan mencapai tujuan dengan baik.

4.       Sebagai alat diagnostik
            Evaluasi dapat digunakan untuk mendiagnosa kesulitan belajar siswa, yaitu mengetahui letak kelemahan dan kebaikan siswa dalam penguasaan setiap konsep matematika yang telah diajarkan. Hasil ini dapat digunakan untuk memberikan penyembuhan yang tepat sesuai dengan jenis dan tingkat kesulitannya dalam bentuk pengajaran remedial.

C.      Tujuan Evaluasi

            Sesuai dengan fungsi evaluasi yang telah dikemukakan, evaluasi mempunyai tujuan seperti berikut ini:
1.      Dalam fungsi evaluasi sebagai alat seleksi terkandung didalamnya tujuan evaluasi, yaitu untuk mendapatkan calon siswa pilihan yang cocok dengan suatu jurusan dan jenjang pendidikan tertentu.
2.       Dalam fungsi evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan dan diagnostik terkandung didalamnya tujuan evaluasi, yaitu untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan. Apabila hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan, perlu dicari faktor penyebab yang menghambat tersebut. Selanjutnya dapat dicari jalan untuk mengatasinya.
3.      Dalam fungsi evaluasi sebagai alat penempatan terkandung didalamnya tujuan evaluasi, yaitu untuk menentukan pendidikan lanjutan siswa agar sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya.

D.      Jenis Alat Evaluasi
            Alat evaluasi dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1.      Teknik Non-Tes
Teknik Non-Tes biasanya digunakan untuk mengevaluasi bidang afektif atau psikomotorik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara angket, wawancara, observasi, inventori, daftar cek.
·         Angket (questionaire) Angket adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh orang yang akan dievaluasi (responden). Angket berfungsi sebagai pengumpul data, berupa keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap, pendapat mengenai sesuatu hal. Angket mempunyai 4 jenis, yaitu: angket terbuka langsung, angket terbuka tak langsung, angket tertutup langsung, dan angket tertutup tak langsung.
·         Wawancara (interview) Wawancara merupakan teknik non-tes secara lisan. Pertanyaan yang diungkapkan umumnya menyangkut segi-segi sikap dan kepribadian siswa dalam proses belajarnya. Teknik dilakukan secara langsung dan dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan penilaian bagi siswa. Wawancara dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu: wawancara diagnostik, wawancara survey, dan wawancara penyembuhan.
·         Observasi (pengamatan) Observasi adalah suatu teknik evaluasi non-tes yang menginventarisasikan data tentang sikap dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajarnya. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan dan prilaku siswa secara langsung.
·         Inventori (inventory) Inventori mengandung sejumlah pertanyaan yang tersusun dalam rangka mengetahui tentang sikap, pendapat, dan perasaan siswa terhadap kegiatan proses penyelenggaraan belajar mengajar. Data sebagai informasi umumnya telah disediakan dalam bentuk pilihan ganda, yang harus dipilih oleh siswa.
·         Daftar Cek (checklist) dan Daftar Skala Bertingkat (rating scale) Daftar cek adalah sederetan pertanyaan atau pernyataan yang dijawab oleh responden dengan membubuhkan tanda cek (√) pada tempat yang telah disediakan. Sedangkan skala bertingkat adalah sejenis daftar cek dengan kemungkinan jawaban terurut menurut tingkatan atau hierarki.

2.      Teknik tes
Teknik tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes matematika adalah alat pengumpul informasi tentang hasil belajar matematika. Alat tes tersebut berupa pertanyaan atau kumpulan pertanyaan atau perintah yang biasanya dimulai dengan kata: apa, berapa, bagaimana, mengapa, tunjukkan, buktikan, cari, tentukan, hitung, selesaikan, sederhanakan, jabarkan, lukiskan, gambarkan, dan sebagainya. Teknik tes dapat digolongkan ke dalam 3 cara, yaitu :
·         Tes Tertulis Dalam tes tertulis, testi menjawab tes tersebut secara tertulis pada lembar jawaban. Instrumen tes disampaikan secara lisan atau tertulis. Tes tertulis sangat bermanfaat untuk mengetahui kemahiran testi dalam teknik menulis yang benar, menyusun kalimat menurut kaidah bahasa yang baik dan benar secara efisien, mengungkapkan buah pikiran melalui bahasa tulisan dengan kata-kata sendiri.
·         Tes Lisan Dalam tes lisan, jawaban yang diberikan oleh testi dalam bentuk ungkapan lisan. Instrumen yang digunakan disajikan dalam bentuk tulisan atau lisan. Pada umumnya tes lisan berbentuk tanya jawab langsung secara lisan antara tester dengan testi. Tes lisan ini sangat berguna bagi siswa untuk melatih diri dalam mengungkapkan pendapat atau buah pikirannya secara lisan dan mengembangkan kemampuan berbicara.
·         Tes Perbuatan Tes perbuatan menuntut testi untuk melakukan perbuatan tertentu. tes perbuatan diberikan dalam bentuk tugas atau latihan yang harus diselesaikan secara individual atau kelompok. Tes perbuatan bisa berupa memperagakan apakah suatu bangun datar merupakan jaring-jaring kubus atau bukan, menggambarkan suatu bangun ruang, membuat lukisan dengan jangka, mistar, dan sebagainya.
Ø  Jenis Tes Menurut Tujuannya
·         Tes Kecepatan (Speed Test) Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam hal kecepatan berpikir (kognitif) atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik) maupun hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaran yang telah dipelajarinya. Waktu yang disediakan relatif singkat, sebab yang lebih diutamakan adalah waktu yang minimal dan dapat mengerjakan tes itu sebanyak-banyaknya dengan baik dan benar, cepat, dan tepat penyelesaiannya. Tes yang termasuk kategori tes kecepatan misalnya adalah, tes intelegensi dan tes bongkar-pasang suatu alat.
·         Tes Kemampuan (Power Test) Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi testi dalam mengungkap kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak dibatasi secara ketat oleh waktu yang disediakan. Kemampuan yang dievaluasi bisa berupa kognitif maupun psikomotorik. Soal-soal tes kemampuan biasanya relatif sukar, menyangkut berbagai konsep atau pemecahan masalah dan menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala kemampuan, menyangkut daerah kognitif analisis, sintesis, dan evaluasi.
·         Tes Pencapaian (Achievement Test) Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi hal yang telah diperoleh dalam suatu kegiatan. Tes hasil belajar, baik itu tes harian (formatif) maupun tes akhir semester (sumatif) bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam suatu kurun waktu tertentu.
·         Tes Kemajuan Belajar (Assesment Test) Tes kemajuan belajar meninjau kondisi (keadaan) sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Tes awal (pre test), yaitu tes yang dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui kondisi awal testi dan tes akhir (post test) sebagai tes pencapaian. Kedua tes tersebut disebut tes kemajuan belajar. Kedua tes tersebut dimaksudkan untuk mengevaluasi kemajuan antara kondisi awal sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan dan kondisi akhir sesudah kegiatan itu dilaksanakan.
·         Tes Diagnostik (Diagnostic Test) Tes diagnostik berarti tes yang dilakukan oleh guru yang dimaksudkan untuk mencari dan meneliti kekuatan dan hambatan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah disajikan.
·         Tes Formatif Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk (kognitif, afektif, dan psikomotorik) setelah mengikuti suatu program pengajaran. Tes formatif juga dikenal dengan istilah tes (ulangan) harian.
·          Tes Sumatif Tes sumatif berarti tes yang ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa dalam sejumlah materi pelajaran (pokok bahasan) yang telah dipelajari. Tes sumatif ruang lingkup materinya cukup banyak (luas) terdiri dari beberapa pokok bahasan. Tes sumatif sering disebut tes akhir semester. Tes sumatif yang dilaksanakan meliputi beberapa pokok bahasan sebelum tes sumatif pada akhir semester disebut tes sub sumatif.

E.       EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

            Matematika adalah satu pelajaran yang sering kali menjadi pelajaran yang paling menakutkan bagi para peserta didik. Karena memang saat mempelajari matematika membutuhkan kekuatan otak kiri yang mampu menganalisis hitung-hitung dengan tepat. Banyak di antara para pesreta didik tersebut yang akhirnya menjadi minder dengan mata pelajaran yang satu ini, hasilnya matematika pun dipelajari sebagai pelajaran yang ditakuti.

            Dari permasalahan tersebut sebenarnya dapat menjadi sebuahbahan evaluasi tersendiri bagi tenaga pendidik yang mengembangkan matematika. Evaluasi pembelajaran matematika yang dimaksud di sini terutama terkait dengan bagaimana cara penyampaian pembelajaran matematika yang abstrak tersebut menjadi sebuah materi pembeljaran yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh peserta didik. Sehingga dengan hal ini seorang peseta didik akan lebih senang terhadap pelajaran matematika. Atau secara garis besar tentang evaluasi pembelajran matematika yang ada saat ini adalah tentang bagaiman seorang guru dapat menyampaikan dan mengolah materi pembelajaran matematika yang sedemikian rupa menjadi sebuah pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

F.        EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM BENTUK KOMPETENSI

1.      Pemahaman
Kompetensi Pemahaman Ada berbagai jenis pemahaman matematik, yaitu pemahaman mekanikal, induktif, rasional, intuitif, komputasi, fungsional, instrumental, dan relasional. Indikator yang harus dimiliki siswa untuk kemampuan pemahaman adalah: mengenal, mengingat, menerapkan, algoritma, menduga, mengaitkan, menghitung, memberikan contoh. Contoh instrumen tes: Tentukan HP dari 2x + 3 = 6.

2.       Kompetensi Penalaran
      Penalaran adalah proses berpikir lebih tinggi daripada pemahaman. Dalam penalaran ada unsur kompleksitas, yaitu proses lebih cermat, berbagai aspek ditinjau, serta dampak diperkirakan. Indikator kemampuan penalaran matematik adalah: menyimpulkan, menjelaskan, memperkirakan proses dan solusi, menggunakan pola, kontra contoh, memeriksa, memvalidasi, menyusun argumen, dan membuktikan. Contoh instrumen tes: Jelaskan, mengapa sin 300 = 0,5.

3.      Kompetensi Koneksi Kemampuan
            Kompetensi koneksi kemampuan dalam matematika adalah kemampuan untuk mengaitkan konsep/aturan matematika yang satu dengan yang lainnya, dengan bidang studi lain, atau dengan aplikasi pada kehidupan nyata. Indikator kemampuan koneksi matematika adalah: mencari hubungan, memahami hubungan, menerapkan matematik, representasi ekuivalen, membuat peta konsep, keterkaitan berbagai algoritma dan operasi hitung, membuat alasan tiap langkah pengerjaan matematik. Contoh instrumen tes: Apakah persegi itu persegi panjang, atau persegi panjang itu persegi? Jelaskan!

4.      Kompetensi Investigasi
            Kemampuan investigasi matematik adalah kemampuan yang berkenaan dengan meneliti atau meyelidiki suatu pola-keteraturan, proses matematika, algoritma, gambar-diagram-tabel. Indikator kemampuan investigasi adalah: mengamati, menduga, mengoreksi, memvalidasi, menemukan solusi. Contoh instrumen tes: Tentukan tiga suku berikutnya dari barisan bilangan 0, 3, 8, 15, 24, …

5.      Kompetensi Komunikasi
            Kemampuan komunikasi adalah kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan ide matematik kepada orang lain, dalam bentuk lisan, tulisan, atau diagram sehingga orang lain memahaminya. Indikator kemampuan komunikasi matematik adalah: menyatakan situasi-gambar-diagram ke dalam bahasa, simbol, idea, model matematika; menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara lisan atau tulisan; mendengarkan, berdiskusi presentasi, menulis matematika; membaca representasi matematik; dan mengungkapkan kembali suatu uraian matematik dengan bahasa sendiri. Contoh instrumen tes: Misalkan Anda menyajikan pengertian himpunan sebagai kumpulan obyek yang didefinisikan dengan jelas, padahal kata kumpulan berkonotasi lebih dari satu objek, sedangkan anggota himpunan boleh hanya satu buah atau bahkan tidak mempunyai anggota. Perbaikilah pengertian himpunan di atas sehingga akurat!
6.      Kompetensi Observasi
            Kemampuan observasi dalam matematika adalah kemampuan siswa untuk mengamati fenomena atau suatu pola-keteraturan. Indikator kemampuan observasi adalah: mengamati, menebak, memperkirakan. Contoh instrumen tes: Gambarkan sebuah kubus ABCD.EFGH, tentukan besar sudut antara AC dengan CF, jarak antara AG dengan BD, dan kedudukan AG dengan bidang BDE.

7.      Kompetensi Eksplorasi
             Kemampuan eksplorasi adalah kemampuan menggali kembali konsep-aturan (teorema, dalil, sifat) yang sudah diketahui untuk digunakan dalam permasalahan yang dihadapi atau menggali pengetahuan baru dengan atau tanpa bimbingan guru. Indikator kemampuan eksplorasi adalah: mengingat, mengkaitkan, mengamati, meneliti, menggunakan, menemukan. Contoh instrumen tes: Jika diketahui HP = {(2, 3, 4)} maka tentukan sistem persamaan liniernya.
8.      Kompetensi Inkuiri
            Kemampuan inkuiri adalah kemampuan untuk menemukan konsep-aturan matematika dengan melalui observasi, investigasi, dan eksplorasi. Indikator kemampuan inkuiri memuat semua indikator pada kemampuan observasi, investigasi, eksplorasi, dan menemukan (sesuatu yang baru) bagi diri siswa. Contoh instrumen tes: Jika m dan n adalah gradien dari dua buah garis (lurus) yang saling tegak lurus, buktikan bahwa m.n = -1, dan tentukan pula hasil kali gradien garis horizontal dengan garis vertikal.
9.      Kompetensi Konjektur
            Kemampuan konjektur adalah kemampuan untuk membuat pernyataan metematika yang bernilai benar berdasarkan observasi, investigasi, eksplorasi, eksperimen, dan inkuiri. Kebenaran pernyataan tersebut belum dibuktikan kebenarannya secara formal (umum), akan tetapi baru bersifat tidak formal dengan contoh atau gambar. Indikator kompetensi konjektur adalah indikator-indikator pada kemampuan observasi, investigasi, eksplorasi, dan inkuiri. Contoh instrumen tes: Beberapa siswa menyatakan bahwa bilangan asli adalah bilangan yang dimulai dengan angka satu, pernyataan tersebut tidak benar atau tidak tepat, silahkan buat pernyataan sehinggga kebenarannya akurat.
10.  Kompetensi Hipotesis
            Kemampuan hipotesis adalah kemampuan menyusun jawaban sementara terhadap pernyataan yang dikemukakan. Diterka atau ditolaknya hipotesis tersebut tergantung dari hasil pengujian-pengujian yang sifatnya general. Indikator kemampuan hipotesis adalah: menebak, menduga, membuktikan, algoritma, validasi. Contoh Instrumen Tes: Jika 2 * 3 = 2, 4 * 5 = 4, 7 * 3 = 3, 8 * 8 =8, tentukan nilai dari 7 * 9 = ..., 4 * 1 = .... Jelaskan jawabanmu secara matematik.
11.   Kompetensi Generalisasi
            Kemampuan generalisasi adalah kemampuan untuk membuat kesimpulan yang bersifat umum. Kemampuan ini erat kaitannya dengan kemampuan inkuiri dengan menerapkan cara berpikir deduktif, hasil generalisasi misalnya adalah rumus, sifat, teorema yang diperoleh dengan cara mengkonstruksi dari kondisi empirik-khusus mejadi suatu prinsip-aturan yang bersifat umum. Indikator kemampuan generalisasi adalah: semua indikator dari inkuiri, menyimpulkan, membuktikan, deduktif. Contoh Instrumen Tes: Tentukan hasil penjumlahan dua bilangan berikut ini: 1 + 3, 5 + 3, 7 + 9, 5 + 5, 11 + 17, dst. Periksa kembali hasil hitunganmu, kemudian buatkan kesimpulan dari perhitungan tersebut dan buktikan secara matematik (deduktif).

12.   Kompetensi Kreativitas
            Kompetensi kreativitas matematika adalah kemampuan siswa untuk dapat mencipkatan sesuatu (ide-gagasan-cara-metode-proses-produk) yang baru-inovatif. Tahapan proses kreatifitas adalah persiapan (ide datang dalam berbagai kemungkinan), inkubasi (pemahaman, kematangan terhadap ide), iluminasi (tingkat inspirasi dan dikembangkan sehingga menjadi suatu hasil, dan verifikasi (perbaikan dan penyempurnaan). Indikator kreatifitas matematika adalah: kritis, logis, analitis, detail, sistematik, fleksibel, orisinal, elaborasi, terbuka-divergen. Contoh Instrumen Tes: Tentukan dua bilangan bulat yang jumlahnya -5.
13.  Kompetensi Pemecahan Masalah
            Masalah dalam matematika adalah persoalan yang tidak rutin, artinya cara- metode solusinya belum diketahui. Jadi pemecahan masalah adalah mencari cara- metode melaui kegiatan mengamati, memahami, mencoba, menduga, menemukan, dan meninjau kembali. Indikator kemampuan pemecahan masalah adalah: mengamati, mengidentifikasi, emahami, merencanakan, menduga, menganalisis, mencoba, menginterpretasi, menduga, menemukan, menggeneralisasi, meninjau kembali. Contoh Instrumen Tes: Selesaikan SPL: 1) 9x + 3y = 6, y = -3x + 2 2) 3x – 5y = 9, 3x = 5y + 11




DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar