Senin, 04 Desember 2017

KOMPETENSI MATEMATIKA



A.      Pengertian Kompetensi Matematika
Kompetensi dapat berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Matematika merupakan sarana pembentukan pola pikir yang dapat diukur dari kemampuannya.
Jadi, Kompetensi Matematika adalah kemampuan untuk menghadapi permasalahan baik dalam matematika maupun kehidupan nyata.
Memahami matematika dalam hubungannya dengan capaian pembelajaran berdasarkan tuntutan kurikulum berarti memiliki kompetensi matematika atau kompeten dalam melakukan sesuatu menggunakan matematika. Kompetensi matematika harus diberi makna setara/sama dengan kemampuan memahami, menilai, melakukan, dan menggunakan matematika dalam konteks pengetahuan faktual, keterampilan teknis baik bersifat linguistik seperti tata bahasa, kosakata (dalam pengertian notasi) maupun non-linguistik seperti penalaran.
Kompetensi matematika mempunyai sifat-sifat  yang dapat dilihat dari

  •  Aspek analitik dapat dilihat dari fokusnya yaitu pada pemahaman, interpretasi, pengujian, penilaian proses dan fenomena matematika (seperti mengikuti suatu kontrol rantai argumen matematika atau pemahaman sifat dan penggunaan representasi matematika.
  • Aspek produktif difokuskan pada pengkonstruksian aktif atau melakukan proses seperti menemukan rantai argumen atau mengaktivasinya dan mengerjakan representasi matematika dalam situasi yang diberikan.


B.       Macam – Macam Kompetensi Matematika
B.1.  Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika, Kompetensi matematika meliputi :
1).   Standard proses yaitu tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran.
Proses standard meliputi:
ü  Kemampuan problem solving (kemampuan pemecahan masalah)
Semakin banyak siswa dapat menyelesaikan problem solving maka siswa akan dalam menyelesaikan soal-soal baik bentuk rutin maupun tak rutin. Problem solving ditingkat SMA memerlukan kemampuan analisa, kemampuan mengkaitkan dan menghubungkan dengan materi yang relevan. Pemecahan masalah memerlukan strategi dalam menyelesaikannya. Kebenaran, kecepatan, keuletan dan ketepatan adalah sesuatu hal yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah. Keterampilan siswa dalam menyusun suatu strategi adalah kemampuan yang harus dilihat oleh guru. Jawaban benar bukan standard ukur mutlak namun proses lebih penting darimana siswa mendapatkan jawaban tersebut.

ü  kemampuan berargumentasi (reasonning)
Penalaran adalah konsep berpikir yang berusaha mengubungkan fakta yang diketahui menuju kesimpulan. Kesimpulan yang bersifat umum dapat ditarik dari kasus-kasus yang bersifat individual disebut penalaran induktif. Tetapi sebaliknya, dari hal yang bersifat khusus menjadi kasus yang bersifat individual disebut penalaran deduktif. Penalaran matematis penting untuk mengetahui dan mengerjakan matematika. Adapun aktivitas yang tercakup di dalam kegiatan penalaran matematik meliputi: menarik kesimpulan logis; menggunakan penjelasan dengan menggunakan model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan; memperkirakan jawaban dan proses solusi; menggunakan pola dan hubungan; untuk menganalisis situasi matematik, menarik analogi dan generalisasi; memberikan lawan contoh; mengikuti aturan inferensi; memeriksa validitas argument; menyusun pembuktian langsung, tak langsung dan menggunakan induksi matematik.

ü  kemampuan berkomunikasi (communication)
Kemampuan berkomunikasi dalam matematika merupakan kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk komunikasi dalam bentuk:
·           mereflesikan benda-benda nyata, gambar, atau ide-ide matematika.
·           membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode oral, tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar.
·           menggunakan keahlian membaca, menulis, dan menelaah, untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta informasi matematika.
·           merespon suatu pernyataan/persoalan dalam bentuk argumen yang meyakinkan.

ü  kemampuan koneksi (connetion)
Kemampuan koneksi matematik adalah kemampuan yang ditunjukkan siswa dalam:
·           Mengenali representasi ekuivalen dari konsep yang sama.
·           Mengenali hubungan prosedur matematika suatu representasi ke prosedur representasi yang ekuivalen.
·           Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan keterkaitan di luar matematika.
·           Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan keterkaitan di luar matematika.
·           Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memunculkan dan meningkatkan kemampuan koneksi matematik siswa, dapat digunakan berbagai macam pendekatan pembalajaran, salah satunya adalah pendekatan konstruktivisme. Pendekatan konstruktivisme merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa diberdayakan oleh pengetahuan yang berada dalam diri mereka. Mereka berbagi strategi dan penyelesaian (solusi), debat antara satu dengan lainnya, serta berpikir kritis tentang cara terbaik untuk menyelesaikan setiap masalah.

ü  kemampuan representasi (representation).
Kemampuan reprensentasi matematis adalah salah satu standar proses yang perlu ditumbuhkan dan dimiliki siswa. Standar proses ini hendaknya disampaikan selama proses belajar matematika.

2).   Ruang lingkup materi standard kompetensi dasar yang disyaratkan oleh kurikulum sesuai dengan tingkat pembelajaran siswa. Di indonesia ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SMA KTSP (2006) meliputi aspek logika, aljabar, geometri, trigonometri, kalkulus, statistika, dan peluang.

3).   Kemampuan matematika, pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk dapat melakukan manipulasi matematika meliputi pemahaman konsep dan pengetahuan prosedural.
B.2. Berdasarkan epistemologi matematika, Kompetensi matematika dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu :
1.         Kompetensi Kelompok Pertama → Kemampuan bertanya dan menjawab baik dalam matematika maupun dengan menggunakan metematika.
Kompetensi kelompok pertama terbagi atas :
a.       Berfikir Matematika
Kompetensi ini berhubungan dengan pemahaman tentang mode – mode berfikir matematika, seperti :
v  kemampuan memunculkan pertanyaan dan mengetahui berbagai jenis pertanyaan tentang karakteristik matematika.
v  kemampuan memahami ruang lingkup dan keterbatasan konsep yang diberikan.
v  kemapuan memperluas cakupan konsep dengan mengabstraksi beberapa  sifat-sifat konsep (menggeneralisasi hasil ke kelas objek yang lebih besar).
v  kemampuan membedahkan jenis-jenis pernyataan dalam matematika (kondisi bersyarat, besaran entitas, asumsi, definisi, teorema, kasus).

b.      Mengemukakan dan Menyelesaikan Masalah Matematika
Kompetensi ini meliputi beberapa hal, diantaranya;
v  kemampuan mengidentifikasikan,mengemukan dan mensfisikasikan macam-macam masalah baik terbuka maupun tertutup (open-ended or closed).
v  kemampuan menyelesaikan berbagai macam masalah matematika yang yang  dimunculkan oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain, dengan kemungkinan menggunakan cara yang berbeda.

c.       Pemodelan Matematika
Kemampuan ini berkenaan dengan aspek analisis dan membangun model matematika, seperti;
v  Kemampuan menganalisa dasar – dasar dan sifat-sifat dari model-model yang ada termasuk di dalamnya menyisipkan jangkauan dan validitas.
v  Kemampuan memahami model – model yang sudah ada dengan mentranslasikan dan menginterpretasikan semua elemen model terhadap realita yang dimodelkan.
v  Kemampuan membentuk model aktif dalam suatu konteks yang diberikan  (membuat simbol-simbol dengan relasinya, mengkomunikasikan model yang terbentuk serta hasilnya)

d.      Penalaran Matematika
Kompetensi ini meliputi beberapa hal, diantanya;
v  kemampuan mengikuti dan mengemukan alasan logis sistem argumen.
v  kemampuan menyelidiki apakah proses bukti matematika benar atau salah.
v  kemampuan memilah komponen – komponen argumen dari kerangka berfikir bukti logis matematika, mana yang berupa rincian, mana yang berupa trik, dan mana yang berupa ide.
v  kemampuan menyusun argumen matematika baik formal maupun informal dan kemampuan mentransformasikan argumen heuristik ke bukti formal logis yaitu pembuktian pernyataan.

2.         Kompetensi Kelompok Kedua → Kompetensi yang berhubungan simbolik baik aspek managemen linguistik maupun aspek managemen komponen simbolik.
Kompetensi kelompok kedua terbagi atas :
a.         Representasi Intitas Matematika
Kemampuan ini berhubungan dengan objek dan situasi, diantanya;
v  kemampuan memahami dan menggunakan jenis-jenis representasi yang berbeda dari objek, fenomena dan situasi matematika,
v  kemampuan memahami dan menggunakan relasi-relasi antara representasi yang berbeda dari entitas yang sama,
v  kemampuan memilih dan mengubah representasi.

b.        Representasi Simbol dan Formalisme Matematika
Kompetensi ini berhubungan dengan matematika sebagai bentuk dan simbol komunikasi, diantaranya :
v  kemampuan memahami dan menginterpretasikan bahasa matematika formal dan simbolik serta memahami relasinya terhadap bahasa umum,
v  kemampuan memahami karakter dan aturan sistem matematika formal baik sintaksis maupun semantis
v  kemampuan mentranslasikan bahasa natural ke bahasa simbolik atau formal,
v  kemampuan memanipulai pernyataan dan ekspresi yang memuat simbol dan formula.

c.         Berkomunikasi di dalam Matematika
Kompetensi ini berpadanan dengan bagaimana berkomunikasi dalam matematika baik tulisan maupun lisan, seperti;
v  kemampuan memahami bentuk tulisan, visual, oral dalam berbagai macam linguistik yang memuat konten matematika,
v  kemampuan mengekspresikan diri pada level–level yang berbeda dari ketepatan teknis dan teori baik dengan lisan, visual atau tulisan.

d.        Memanfaatkan Teknologi
Kompetensi ini berpadanan dengan penggunaan teknologi untuk meningkatan kemampuan matematika sebagai alat pemecahan masalah dan untuk meningkatkan optimalisasi mengembangkan pemahaman matematika, seperti;
v  kemampuan mengetahui eksistensi dan sifat-sifat dari berbagai macam alat dan bantuan untuk aktivitas matematika termasuk juga megetahui jangkauan dan keterbatasan alat tersebut,
v  kemampuan menggunakan alat dan bantuan tersebut secara reflektif.

C.      Tujuan Kompetensi Matematika
Kompetensi matematika bertujuan agar siswa melakukan aktivitas, bertingkah laku secara mental dan fisik. Konsep yang digunakan adalah menitik beratkan kepada apa yang bisa siswa lakukan terhadap pembelajaran matematika. kompetensi ini membentuk kontinum dari klaster-klaster yang beririsan karena kompetensi-kompetensi di atas saling mempengaruhi.



DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar